Fosil (bahasa Latin: fossa yang berarti "menggali keluar dari dalam tanah") yakni sisa-sisa atau bekas-bekas makhluk hidup yang menjadi kerikil atau mineral. Untuk menjadi fosil, sisa-sisa fauna atau tumbuhan ini harus segera tertutup sedimen.
Oleh para pakar dibedakan beberapa macam fosil. Ada fosil kerikil biasa, fosil yang terbentuk dalam kerikil ambar, fosil ter, mirip yang terbentuk di sumur ter La Brea di Kalifornia. Hewan atau tumbuhan yang dikira sudah punah tetapi ternyata masih ada disebut fosil hidup. Fosil yang paling umum yakni kerangka yang tersisa mirip cangkang, gigi dan tulang. Fosil jaringan lunak sangat jarang ditemukan.Ilmu yang mempelajari fosil yakni paleontologi, yang juga merupakan cabang ilmu yang direngkuh arkeologi.
2. Terawetkan secara alamiah.
3. Pada umumnya padat/kompak/keras.
4. Berumur ludang keringh dari 11.000 tahun.
5. Terbebas dari basil pembusuk
6. Mengandung kadar oksigen dalam jumlah yang sedikit
Demikian artikel saya ihwal Pengertian Fosil, Ciri, dan Proses Terbentuknya agar sanggup berguna bagi agan.
Fosilisasi
Fosilisasi merupakan proses penimbunan sisa-sisa fauna atau tumbuhan yang terakumulasi dalam sedimen atau endapan-endapan baik yang mengalami pengawetan secara menyeluruh, sebagian ataupun jejaknya saja. Terdapat beberapa syarat terjadinya pemfosilan yaitu antara lain: Syarat-syarat atau ciri sebuah fosil
1. Sisa-sisa organisme.2. Terawetkan secara alamiah.
3. Pada umumnya padat/kompak/keras.
4. Berumur ludang keringh dari 11.000 tahun.
5. Terbebas dari basil pembusuk
6. Mengandung kadar oksigen dalam jumlah yang sedikit
Pengertian Fosil hidup
Istilah "fosil hidup" yakni istilah yang dipakai suatu spesies hidup yang mirip sebuah spesies yang hanya diketahui dari fosil. Beberapa fosil hidup antara lain ikan coelacanth dan pohon ginkgo. Fosil hidup juga sanggup mengacu kepada sebuah spesies hidup yang tidak mempunyai spesies bersahabat lainnya atau sebuah kelompok kecil spesies bersahabat yang tidak mempunyai spesies bersahabat lainnya. Contoh dari kriteria terakhir ini yakni nautilus. Tempat ditemukannya fosil
Kebanyakan fosil ditemukan dalam batuan endapan (sedimen) yang permukaannya terbuka. Batu karang yang mengandung banyak fosil disebut fosiliferus. Tipe-tipe fosil yang terkandung di dalam batuan tergantung dari tipe lingkungan daerah sedimen secara ilmiah terendapkan. Sedimen laut, dari garis pantai dan maritim dangkal, biasanya mengandung paling banyak fosil. Proses terbentuknya fosil
Fosil terbentuk dari proses penghancuran peninggalan organisme yang pernah hidup. Hal ini sering terjadi kadab tumbuhan atau fauna terkubur dalam kondisi lingkungan yang bebas oksigen. Fosil yang ada jarang terawetkan dalam bentuknya yang asli. Dalam beberapa kasus, kandungan mineralnya berubah secara kimiawi atau sisa-sisanya terlarut tiruana sehingga digantikan dengan cetakan. Pemanfaatan fosil
Fosil penting untuk memahami sejarah batuan sedimen bumi. Subdivisi dari waktu geologi dan kecocokannya dengan lapisan batuan tergantung pada fosil.Organisme berubah sesuai dengan berjalannya waktu dan perubahan ini dipakai untuk menandai periode waktu. Sebagai contoh, batuan yang mengandung fosil graptolit harus didiberi tanggal dari abad paleozoikum. Persebaran geografi fosil memungkinkan para pakar geologi untuk mencocokan susunan batuan dari bagian-bagian lain di dunia