Istilah konsep berasal dari bahasa latin conceptum, artinya sesuatu yang dipahami. Aristoteles dalam “The classical theory of concepts” menyatakan bahwa konsep merupakan penyusun utama dalam pembentukan pengetahuan ilmiah dan filsafat pemikiran manusia. Konsep merupakan abstraksi suatu inspirasi atau citra mental, yang dinyatakan dalam suatu kata atau simbol.
Konsep dinyatakan juga sebagai bab dari pengetahuan yang dibangun dari aneka macam macam karakteristik. Konsep juga diartikan sebagai sesuatu yang memilki komponen, unsur, ciri-ciri yang sanggup dimemberikan nama. Jadi, konsep ialah inspirasi atau gagasan yang mendasari terbentuknya sesuatu.
The Concise Oxford Dictionary mendefinisikan musik sebagai seni menggabungkan bunyi vokal atau instrumental (atau keduanya) untuk menghasilkan keindahan bentuk, harmoni, dan verbal emosi. Dalam konteks musik barat, konsep diartikan sebagai inspirasi atau gagasan yang mendasari dihasilkannya keindahan bentuk, harmoni, dan verbal emosi musikal dari masyarakat barat. Mengapa perlu ada pembedaan konsep musik barat dengan konsep musik lainnya? Pembedaan sebagai upaya mengategorikan atau memmemberikankan ciri-ciri pembeda antara tradisi musik barat dan lainnya.
Tradisi musik barat berawal untuk tujuan spiritual, yaitu untuk memuji keagungan para dewa. Pada zaman itu, masyarakat Yunani memakai musik sebagai sarana pemujaan terhadap dewi kesenian bangsa Yunani berjulukan Musae (cikal bakal nama musik). Hal itulah yang menciptakan musik tidak bisa lepas dari ritual keagamaan. Alat-alat musik menyerupai Lyra dan Aulos menjadi alat musik yang dipakai anutan pemuja Apollo dan Dionysus. Oleh alasannya itu, awalnya musik tersusun dari rangkaian bunyi (vokal dan instrumental) yang membentuk melodi dan harmoni yang terdengar menyerupai mantra.
Sesuai dengan kemajuan peradaban, kepercayaan dan pemujaan terhadap para ilahi digantikan oleh kepercayaan kepada Tuhan yang diajarkan oleh agama. Akhirnya, musik pun diciptakan sebagai sarana peribadahan agama, dalam hal ini agama Kristen. Musik pun berkembang di gereja-geraja dan istana secara sakral sebagai doa. Musik dalam masa ini biasanya bersifat monofoni dan sakral. Lama kelamaan, alasannya seni musik juga menyajikan keindahan musikal yang menyentuh rasa keindahan secara umum, terutama sehabis aspek harmoni digarap dengan baik, maka musik pun menjelma sarana hiburan yang menyenangkan.
Susunan nada dalam konsep musik barat memakai skala diatonik yang mempunyai tujuh not yang berbeda dalam satu oktaf. Dalam notasi solmisasi, not-not tersebut ialah “Do-Re-Mi-Fa-Sol-La-Si”.